Sarah W Mungkin PMS 7003
|
Pada usia 14
tahun aku mengalami ketabrakan dimana kakiku terluka berat dan aku dibawa ke
rumah sakit. Setelah terjadinya ketabrakan aku memandang kehidupanku sepenuhnya
diulangi dalam waktu beberapa detik. Seakan-akan menonton bioskop tetapi
sangatlah cepat. Setiap detail dari hidupku diputar di hadapanku. Aku memikirkan
semua orang yang kukasihi dan aku menyesal tindakanku yang kejam terhadap orang
lain siapapun jika ada. Waktu berjalan dengan sangat pelan hingga hampir
berhenti. Aku merasa akan mati dan mohon kepada Allah bagaimana dapat aku mati
sedang aku tidak mempunyai ingatan bahagia apapun. Aku disalahgunakan sebagai
anak, (aku tidak ingin menjelaskan). Aku sangat marah bahwa aku tidak mempunyai
satupun ingatan bahagia dari hidupku.
Aku disalahgunakan, tidak dikasihi dan tidak dihargai. Masa kecilku
sangat jelek.
Setelah tiba di
rumah sakit aku berada di kamar tunggu selama 4 jam berdarah terus. Ketika
ayahku membawa seorang jururawat ke tempatku aku sudah diliputi dalam darah dari
kepala sampai kaki. Tempurung lututku keluar dari luka dan aku memerlukan
operasi secara mendesak. Aku dibawa menerima xray terus langsung masuk ke kamar
operasi dimana aku diberi gas anestisi. Aku takut sesuatu akan terjadi sewaktu
aku di bawah anestisi karena aku ingat bahwa kakekku pernah bangun dari anestisi
saat sedang dioperasi dan dokter belum menyelesaikan operasinya. Kejadian ini
selalu tetap dalam ingatanku bahkan sampai hari ini. Maka aku menghirup gas
sebanyak mungkin karena aku tidak mau bangun menjadi sadar di tengah operasi.
Aku mengira akan
mungkin tidur atau mimpi. Padahal aku tidak kehilangan kesadaran jadi mulai
kepanikan. Aku berteriak dan melemparkan diri kian kemari. Tetapi aku tidak
benar-benar bergerak atau bersuara. Aku bilang, “Aku masih sadar!!” Detik
berikutnya aku menyadari bahwa aku berada di langit-langit dan merasa
benar-benar tenang dan damai. Aku bertanya-tanya mengapa aku bisa melihat
langit-langit begitu baik dan begitu dekat. Aku ringan dan tampaknya hampir
memantul dari langit-langit ke lantai. Aku mendengar suara bernada super tinggi
yang didengar serta dirasakan. Itu menyakitkan untuk mendengarnya dan aku ingin
menjauhkan diri. Segera setelah aku menyatakan ketidaknyamanan BOOM aku berada
di ruang hitam. Itu lebih hitam dari segala yang hitam dan samasekali kosong.
Aku selalu takut kegelapan dan berfikir
sesuatu akan menyerangku. Aku coba merasa badanku tetapi ternyata aku tak punya
badan. Aku berfikir mungkin sedang bermimpi dan tidak mengerti mengapa aku tidak
bisa merasa badan? Aku bertanya-tanya, bagaimana penampilanku tanpa badan? Aku
coba menyentuh diri dan tanganku, atau apa yang kufikir adalah tanganku.
Tanganku bisa masuk dan keluar dari badanku. Aku bertanya-tanya dimanakah terang
dan ayahku? Aku tidak senang berada dalam kegelapan jadi aku mencari tombol
lampu. Aku menganggap tiada gunanya coba pergi jika aku tidak bisa melihat
dimana aku pergi. Aku ingin keluar dari kegelapan karena takut sesuatu akan
menyerangku. Aku tidak melihat atau merasa bahaya selama pengalaman ini. Sesaat
aku mulai merasa tidak tenang dan kuatir mengenai dimana lampu dan ayakhu, aku
melihat setitik kecil terang sangat jauh. Tiba-tiba terang itu menuju langsung
kepadaku. Aku pernah disalahgunakan pada masa kecil dan sering dipukul. Aku
menjadi takut terang itu akan memukul mukaku. Aku pindah agar tidak dipukul. Aku
melihat terang ajaib penuh berbagai warna (emas, putih dan merah jambuh semua
warna dicampur) seperti sebiji intan yang berkilau dengan banyak warna.
Seolah-olah biji intan itu hidup dan memanggilku. Aku memasukkan tangkanku
kedalamnya dan rasanya amat baik, bahasa tidak dapat melukiskan perasaan KASIH
yang begitu besar. Aku memasukkan seluruh dari apa yang kuanggap sebagai badanku
ke dalam terang dan aku diliputi dengan KASIH dan aku menjadi satu dengan terang.
Aku segera dipeluk begitu dekat dan ketat. Aku berfikir aku tidak pernah ingin
memisahkan diri dari terang jangan sampai perasaan itu akan hilang. Jadi aku
tidak kembali kepada kegelapan. Aku membiarkan tembok perlindunganku turun untuk
pertama kali dalam hidupku. Aku membiarkan diri samasekali hilang dalam
pengalaman itu. Aku menari dalam terang dan berputar-putar amat bahagia karena
merasa baik untuk pertama kali dalam hidupku. Aku ingin tahu penampilanku
seperti apa karena aku belum berkesempatan melihat diriku. Aku menerima
pemandangan 360 derajat kepada diriku. Penampilanku sama seperti sebelumnya. Aku
hanya melihat bagian diriku dari bahu ke atas. Aku berfikir, wah, aku kelihatan
sama saja. Aku melihat dua bentuk terang putih yang sedang menuju ke arah diriku
dari jauh dan terang itu berbentuk seperti manusia. Aku berfikir bahwa obat
menyebabkan aku tidak melihat dengan jelas. Aku berkedip-kedip karena aku
mengira mungkin diriku yang melihat mereka begitu. Aku tidak melihat detailnya,
mereka tetap berbentuk terang putih. Inilah cara terbaik untuk menggambarkan
mereka. Mereka mendekatiku dan aku berkata bahwa “aku tak bisa melihat kamu
dengan baik” dan bertanya, “dimana ayahku?” Mereka menunjuk sambil
memberitahukan aku secara telepati “pada ujung terang”. Aku mengajak mereka
menyertaiku, karena aku tidak dapat melihat dengan jelas karena ketabrakan tadi.
Mereka setuju dan dengan hati-hati kami berjalan ke ujung terang. Aku berjalan
pelan-pelan karena aku tidak tahu apa yang berada di seberang ujung terang. Aku
bertanya apa yang berada di seberang batasan terang itu dan mereka memberitahuku
bahwa aku harus pergi dan menemukannya
sendiri. Aku takut akan kehilangan perasaan Kasih dan pelukan jika aku
masuk. Tetapi aku mempercayai kedua wujud terang sehingga aku terus memasuki apa
yang rasanya seperti pintu. Tetapi terangnya begitu kuat bergemilang sehingga
aku tak dapat melihat apa yang berada di dalamnya. Ketika aku melewati pintu aku
mulai memandang diriku dalam pengalaman ini. Aku bisa melihat diriku dari tiga
pihak dan juga suatu pemandangan 360 derajat dari segala ini. Aku melihat diriku
naik ke atas dan memasuki perbatasan awan-awan besar. Aku naik terus di dalamnya
hingga sampai pada tempat yang hanya dapat dilukiskan sebagai suatu dunia
cahaya-cahaya. Segala sesuatu bersinar dan gilang-gemilang…seperti diamon!
Segala sesuatu hidup dengan terang dan bersinar. Pohon-pohon dan setiap tanaman
dan bunga adalah sempurna. Tidak ada daun-daun kering atau ranting dari pohon
dan semak. Segala sesuatu amat bersih dan sempurna. Aku berjalan selama waktu
yang tampaknya agak lama di jalan itu, hanya memandang sekeliling dan melihat
betapa indah segalanya. Aku menemukan semacam jalan lintas. Ada sebuah gedung di
sebelah kiri. Gedung itu terbuat dari bahan kristal transparen. Gedung itu
tampaknya masuk tanah dan muncul pada sudut yang paling keren.
Aku melihat bahwa ada 12 tembok kristal bersih atau bisa dikatakan
dasar-dasar. Ada nama tertulis di masing-masing tembok dalam warna berbeda-beda.
Nama-nama itu tertulis dalam bahasa inggris karena aku dapat membacanya. Aku tak
ingat nama-nama itu sekarang. Tetapi aku ingat berkata kepada diriku sendiri, “aku
harus mengingat ini”. Dan aku menatapnya untuk waktu yang tampak lama. Aku dapat
melihat bahwa di depan ada dua orang wanita menuju ke arahku. Aku takut
berbicara kepada orang lain. Aku tidak tahu dimana aku berada atau dimana aku
boleh pergi. Jadi aku coba besembunyi di belakang pohon supaya tidak terlihat.
Sewaktu mereka
menuju ke arahku aku bergerak sangat dekat dengan pohon itu dan aku memasukinya.
Aku sangat senang tentang hal ini! Aku bilang, “Wah, aku selalu mengira dapat
berbuat ini.” Aku melihat dua perempuan melewati yang tidak bisa melihatku. Aku
berdiri di dalam pohon itu agak lama. Sangat senanglah berada di dalamnya =) Aku
berfikir warna-warna di dalam pohon itu tampak seperti warna-warna aku. Aku
mendengar suara ramah menanyakan kepadaku, “Apakah kamu akan tetap saja berada
dalam pohon itu?” Aku tertawa dan
mengatakan, “Tidak, Aku tidak tahu jika aku boleh pergi kemana-mana”. Suara itu
menjawab, “Ini adalah RUMAHmu dan kamu boleh pergi kemana saja kamu ingin.” Aku
bilang, “Sugguh?” Dia berkata, “YA!”
Aku mulai berjalan di atas jalan itu sambil melakukan gimnastik. Aku sangat
senang gimnastik sejak masa kecil. Aku melakukannya dengan sempurna! Aku belum
pernah berbuat sewuatu apa-apa dengan sempurna. Seakan-akan aku menutup mata dan
mengikuti seseorang sambil berbuat gimnastik ini. Aku ingat berjalan masuk ke
dalam ruangan yang dapat dikatakan sebuah kantor atau kamar tetapi
pemandangannya sangat indah! Itulah Bumi cemerlang dalam segala keindahannya.
Air sangat Biru tua, luar biasa! Ada sebuah dinding atau jendela dari lantai
sampai langit-langit. Bahannya sama seperti gedung lainnya. Mungkin buatannya
sama saja. Aku sedemikian sibuk dengan menari dan melakukan gimnastik sehingga
tidak memperhatikan. Ruang di sekitar bumi sama seperti sekarang, Hitam! Itu
satu-satunya kali aku melihat sesuatu yang hitam disana.
Aku mulai melihat melalui dinding yang jernih ini ke arah Bumi. Aku
berfikir mengenai segala kejadian dalam hidupku sampai saat itu. Merenungkan
akan hal-hal yang mengerikan yang telah aku alami. Aku selalu mengatakan hal
yang sama berulang kali di masa aku tumbuh dewasa. “Mengapa Allah tidak
melindungi aku dari yang menyalahgunakan? Apakah aku tidak cukup mengasihi Dia,
sehingga Dia membantu aku seperti orang-orang dalam Alkitab?” Aku bertanya, “mengapa
Dia tidak membelaku?” Aku mengira tidak seorangpun menyukai atau mengasihi aku
dalam dunia ini. Berulang kali dalam benakku aku menanyakan hal-hal seperti ini.
Saat itu sewaktu aku memikirkan hal-hal ini kepada diriku sendiri, serperti yang
telah kulakukan banyak kali sebelumnya, aku menerima jawaban-jawaban. Suara
seorang pria. SuaraNya menghibur dan menenangkan.
Itu bernada sempurna seakan-akan musik dalam telingaku. Aku sedang
mengulangi di dalam benakku hal yang selalu kutanyakan. “Mengapa Allah tidak
melindungiku?” Terus aku mendengar, “Dia akan.” Aku mengatakan, “Dia akan?!!”
Dia menjawab, “Ya.” Dengan setiap jawaban aku dapat merasakan berat khawatir
lepas dari rohku. Ada istilah,”berat dunia berada di atas bahumu.” Aku bertanya,
“Mengapa Allah tidak mebelaku?” Dia mejawab, “semuanya ini sementara saja”,
tantangan-tantangan yang sedang aku hadapi itu. Aku memberitahu dia bahwa aku
tidak melakukan segala hal yang aku dituduh itu. Tetapi, tidak ada yang
percayaku. Dia mengatakan, “Aku percaya kamu.” Aku berkata, “Engkau percaya?”
Tidak terbayangkan betapa senangnya perasaan hatiku mengenal bahwa ada yang
percayaku. Aku masih menatap bumi. Itu berada dekat tempat dimana aku berada.
Aku kagum karena besarnya dan warna-warnanya. Aku terus dengan fikiranku lainya…
“Aku berharap aku cantik.” Aku dengar, “Kamu adalah cantik”. Aku bilang, “Aku
cantik?” Dia mengatakan, “Ya.” Aku bilang “Sungguh, karena saat aku memandang
diriku di dalam cahaya aku kelihatan sama.” Katanya, “Itu bukan kamu.” Aku
berkata, “Sungguh?” sambil berfikir kepada diriku sendiri, “aku selalu ingin
lebih cantik dari yang kuanggap”. Aku memikirkan apa yang dikatakannya dan
berbahagia untuk mengetahui bahwa ini bukan aku sebenarnya. Aku merasa amat
bahagia mengetahui bahwa ada orang yang menganggapku cantik. Hatiku meluap
dengan sukacita pada setiap respon…sambil dipeluk oleh seseorang. Aku berkata, “Aku
ingin dapat bernyanyi dengan baik.” Katanya, “kamu dapat.” Aku menjawab, “Sungguh?!”
Dia menjawab, “Ya.” Aku bilang, “Aku ingin agar aku adalah sempurna.” TuturNya,
“kamu adalah sempurna!” Aku Tanya, “Aku sempurna?!” Dia menjawab, “Ya, kamu
sempurna.” Wah, aku mengira bahwa aku melakukan sesuatu yang salah karena
disalahgunakan. Jadi aku berfikir bahwa aku anak yang jahat. (sebenarnya tidak)
Tetapi, aku bilang, “Aku tidak menganggap diriku sempurna karena aku selalu
dipukul.” Dan aku ingin berlaku baik senantiasa supaya tidak seorangpun
memarahiku. Dan aku tampak selalu bersalah dan aku tidak mau Allah marah pada
diriku. Dia menjawab, “Tak ada sesuatupun yang dapat merubah perasaan Allah
mengenai kamu.” Dia berkata, “Allah mengasihi kamu.” Aku bilang, “Dia
mengasihiku?” Jawabnya, “Ya, Dia mengasihimu.”
Aku bilang, “Aku
berharap diriku berharga seperti orang-orang dalam Alkitab.” Dia berkata, “Kamu
adalah berharga.” Aku berkata, “Sungguh, Aku berharga?” Did menjawab, “Ya, kamu
berharga.” Aku bilang, “Aku berharap Allah mengasihiku seperti orang-orang di
Alkitab.” Dia menjawab, “tentu Dia mengasihi kamu seperti mereka.” Aku berkata,
“benar?” Dia menjawab, “Ya, benar DIA mengasihimu!” Aku kurang mampu mengatakan
perasaanku pada saat itu. Aku berharap aku dapat men-download perasaan ini dan
mengirimnya ke semua orang. Aku
berkata, “Aku hanya ingin berada bersama Allah, Aku ingin berada bersama Kau!”
JawabNya, “Kamu akan!” Pada saat ini aku berpaling sambil berkata, “Sungguh, aku
akan?” Disitu, di hadapanku, berada seorang lelaki yang paling INDAH yang pernah
kulihat dalam hidupku! Wajahnya terpancar kasih murni dan semangat. Tidak pernah
ada yang menatap aku seperti itu. MataNya memancarkan semangat dan KASIH dan
SUKACITA. Birunya belum pernah kulihat dalam hidupku. Dia mudah dan tinggi dan
lelaki yang paling cakap. Tidak ada orang yang pernah hidup yang seimbang dengan
INDAHNya Yesus Kristus. Dia sempurna dalam segala sifat. Dia seperti lari
kepadaku dan aku kepada Dia. Dia memelukku dan memegangku ketat. Diriku mencair
ke dalamNya dan terikat di sampingNya dari saat itu seterusnya. Kami saling
hilang yang satu di dalam tatapan yang lain tampaknya untuk janka waktu yang
lama.
Jadi, aku
bertanya kepada Yesus, “Aku tidak akan tidur untuk selamanya?” Dia ketawa
dan berkata, “Tidak”. Yesus meberitahuku bahwa, “kamu akan hidup untuk
selama-lamanya dan tidak pernah akan mati.” KataNya, “tempat ini adalah RUMAHmu
sejak semula dan kamu akan berada disini untuk selama-lamanya bersama mereka.”
Aku tidak mampu
menyatakan perasaan hatiku ketika mengetahui informasi ini.
Para Saksi
Yehova telah mengatakan bahwa aku tidak akan masuk Surga atau berada bersama
Allah atau Yesus. Mereka mengatakan bahwa ketika kamu meninggal kamu akan masuk
ke dalam keadaan tidur abadi. Bahwa badanmu adalah jiwamu dan ketika badanmu
mati jiwamu mati dan kamu akan berada dalam keadaan tidur sampai Yesus datang
untuk membangunkan kamu. Itulah yang mereka ajarkan.
Dia bertanya
sama aku, “apa yang kamu inginkan, tetap disini atau kembali ke bumi?” Aku
bilang, “Aku tidak tahu tujuanku disana (di bumi).” Dia memberitahukan aku, “mengasihi
dan berbahagia” aku bilang “hanya itu saja? Tentu, aku mengasihi semua orang.”
Dia mengatakan, “Aku tahu kamu mengasihi mereka.” Sambil dia bersenyum kepadaku
begitu ramah dan penuh kasih, seakan-akan mengatakan bahwa dia bangga padaku.
Aku berfikir dalam diriku, “tak seorangpun disana yang suka pada diriku.” Tutur
dia, “Ya ada.” Aku bilang, “Ada?” sambil berfikir, “Cara mereka menunjukkan
kesukaannya aneh.” Saya bilang, “Tetapi, tak ada yang mengasihi diriku.” Tutur
dia, “Aku mengasihi kamu!” Aku bilang, “Benar?” Dia memegang kedua tanganku
dekat dadanya, berkata, “Ya, benar.” Kita saling menatap mata satu sama yang
lain untuk sementara waktu. Kita berdua penuh kasih satu sama yang lain. Aku
dapat menatap dia untuk selama-lamanya dan tidak pernah berpaling. Aku bertanya,
“ada apa di bumi untukku jika aku kembali?” Dia menceriterakan kepadaku tentang
semua binatang-binatang kecil yang dia punya bagiku. Dia menceriterakan betapa
mereka mengasihiku. Aku bertanya, “binatang-binatang dapat mengasihi?” Tutur dia,
“Ya tentu mereka dapat!” Dia memperlihatkan kepadaku kehidupanku di masa depan
bila aku kembali. Itu diputar di atas tembok transparen yang berpemandangan ke
arah bumi. Aku melihat diriku bahagia dan tertawa banyak sekali. Aku ingin
berbahagia karena aku begitu tidak bahagia sewaktu berada di bumi.
Disalahgunakan dan sering deberitahukan bahwa aku tak mungkin mencapai
surga. Saya berfikir bahwa jiwaku selalu terhancur disini. Aku tidak mempunyai
satupun ingatan baik, tidak satupun. Aku ingin mengalami apa yang dialami oleh
si gadis yang sedang aku tonton di hadapanku pada waktu itu. Aku menonton diriku
menikah dan sangatlah berbahagia hanya untuk bisa hidup. Aku melihat semua orang
yang akan aku selamatkan dan membawa kepada Allah. Aku tahu bahwa aku ingin
kembali tetapi aku terlalu takut untuk kembali. Aku tidak berada di rumah baik
dan aku disalahgunakan setiap hari.
Aku patah
pandanganku ke arah Yesus dan berpaling memandang ke arah bumi. Aku ingin agar
dia menyertaiku, tetapi aku mengira dia tidak akan mengabulkan permohonanku.
Pikirian bahwa dia akan menolak menyebabkan aku kewalahan. Aku menyanka bahwa
aku tidak cukup baik dan bahwa dia terlalu indah untuk ingin menyertai seorang
seperti diriku. Aku berkata, “Jika aku kembali aku tidak mau tetap lama.” Dia
menjawab, “Oke.” Aku memberanikan diri untuk mohon supaya dia menyertaiku. Dia
tetap tersenyum kepadaku. Ekpresi di wajahnya tidak pernah berubah dan dia tidak
pernah berpaling dari menatap aku untuk seluruh pengalamanku, dari waktu aku
pertama kali melihatnya sampai aku tidak melihatnya lagi. Aku mengira bahwa jika
dia menyertai aku ke bumi tidak seorangpun akan menyakiti aku. Jika begitu aku
dapat membuktikan kepada ibu tiriku bahwa aku tidak berbuat hal-hal yang dia
menuduh saya. Dia percaya aku dan dia akan mebela aku. Apalagi dia adalah
manusia yang terindah yang pernah kulihat atau pernah akan kulihat. Aku
memberanikan diri dan mohon supaya dia menyertai aku. Dia cepat menjawab, “Ya,
aku mau.” Aku lari kepadanya dan dia lari kepadaku sambil aku berkata “KAMU
MAU!” Dia masih tersenyum kepadaku dan menatapku dengan matanya yang biru dan
menakjubkan. Sekali lagi dia memegang aku dekat dengan tanganku dekat dadanya.
Aku mengalami rasa bahagia yang tak terlukiskan. Kami terhilang dalam penatapan
satu sama yang lain sekali lagi. Hati kami berdua penuh kasih saying. Hatiku
dipenuhi dengan rasa gembira dan perasaan jatuh CINTA. (Aku masih merasa
demikian ketika mengingat saat itu).
Kemudian seorang
pria masuk ruangan itu lewat pintu dari arah sebelah belakang kami. Tampaknya
dia sangat berbahagia melihat aku kemudian dia memberi Yesus sebuah gulungan.
Ada sebuah podium disamping Yesus dan dia menandatangani sesuatu. Aku menatap
pria yang berdiri dekat Yesus dan dia tersenyum kepadaku dengan sikap bahagia
dan kasih sayang. Pria itu segera berangkat lewat pintu tadi. Yesus ingin agar
aku mengikuti dia karena dia ingin memperlihatkan beberapa hal kepadaku. Aku
berjalan bersama dia untuk janka waktu yang tampaknya sangat lama. Aku ikuti
berjalan bersama Yesus sampai kami menemukan sebuah rumah atau bagian dari
sebuah rumah. Aku melihat bahwa di samping rumah itu ada sebuah badan air. Yesus
berkata bahwa itulah sebuah kolam refleksi. Aku ingin periksa lebih dekat jadi
aku pergi mendahuli Yesus untuk melihat kolam itu. Aku berpaling untuk melihat
dimana Yesus berada dan menemukannya menatap aku dengan senang. Matanya terbuka
besar dan penuh kasih sayang bagiku, sedang tersenyum lebar. Aku menunggu dia
mendekati lalu berkata, “Inilah rumahmu.” Aku bertanya, “Benar, ini rumahku?”
Rumah itu sempurna dan aku mengasihinya sebelum melihat dalamnya. Kami masuk
rumah itu dan kemudian aku ingin pergi ke kolam refleksi. Aku memikirkan kembali,
apakah aku ingin kembali ke bumi atau tidak. Aku sangat senang disini dan merasa
tidak mau kembali. Yesus hanya menatapku dengan ekspresi yang tidak merubah dari
matanya terbuka dan senyuman yang menyenangkan. Kami duduk dekat kolam untuk
sementara waktu dan saling menatap dengan kasih dan kesukaan. Aku tak dapat
percaya bahwa rumah itu adalah milikku, itu sempurna. Yesus ingin menunjukkan
sesuatu hal lain kepadaku sebelum kami berangkat untuk kembali ke bumi. Kami
pergi dan berjalan sambil memegang tangan untuk sementara waktu. Aku tidak tahu
tujuan kami karena seluruh waktu itu aku hanya menatap Yesus terus. Aku Ingat
bahwa Yesus sangat ingin menunjukkan sesuatu kepadaku. Aku juga ingin melihatnya.
Dia baru memberi rumah kepadaku. Tidak seorangpun pernah memberikan sesuatu
kepedaku kecuali nenekku.
Yesus membuka
sebuah pintu dan ketika aku masuk disitu ada kelompok orang banyak, tak
terhitung banyaknya. Mereka semua tersenyum kepadaku seperti Yesus dan pria di
kantor tadi yang membawa gulungan. Dia berkata, “Semua orang ini mengasihi kamu.”
Aku bilang, “Benar?” Semua orang itu bersinar dengan warna-warna surga. Penuh
kasih dan terang dan sangat senang melihatku. Mereka semua memberitahuku secara
telepati bahwa mereka mengasihiku dan berbangga padaku. Aku ingin tetap disitu
dan berkunjung dengan setiap orang. Aku mengasihi setiap orang itu, walaupun aku
tidak tahu jumlahnya. Aku berkata kepada Yesus, “Seandainya aku tidak membuang
begitu banyak waktu di dalam pohon itu mungkin aku dapat berkunjung dengan
mereka masing-masing.” Aku juga menyesal karena tidak berbicara dengan kedua
wanita tadi, sekarang mengetahui perasaan semua orang ini terhadapku. Yesus
tertawa karena komentar saya mengenai pohon. Semua orang disitu menganggapnya
lucu dan tertawa. Pengalaman itu hebat dan aku tidak pernah akan melupakannya.
Kami harus berangkat dan kembali ke bumi. Kami semua mohon pamit. Yesus harus
melakukan sesuatu sebelum kami bersama-sama berangkat untuk kembali. Dia
berkata,”Ini mungkin agak aneh atau luar biasa.” Aku menjawab, “Oke.” Aku hanya
dapat menjelaskan ini dengan mengatakan bahwa dia memasuki diriku. Aku dapat
melihat dan merasa dia di dalam diriku. Seakan-akan aku dapat melihat melalui
mata dia sambil melihat melalui mataku. Kemudian kami meninggalkan RUMAH kami
dan menuju ke bumi. Aku mengingat bepergian sangat cepat untuk jarak yang sangat
jauh. Aku melihat kilauan terang dari belakang dan WHOOSH kami berada di ruang
angkasa. Aku merasa seperti diriku meperluas
dan mengetahui letaknya segala hal. Berapa jauhnya planit-planit
dariku. Tampaknya tidak ada batasan yang terlihat atua terasa. Aku berhenti di
ruang angkasa di atas bumi. Aku ingin melihat sekeliling untuk kali terachir
sebelum kembali ke dunia yang kotor ini dan badan daging ini. Aku merasa seperti
dipeluk dalam lengan seseorang. Dari saat aku memasukkan tangan ke dalam terang
aku merasa dipeluk. Tetapi, Aku berhadap ke depan duduk bersila dengan tangan di
pangkuanku. Aku menyadari bahwa aku tidak
bernapas, tetapi aku hidup. Yesus memberitahukan aku bahwa badanku perlu
bernapas bukan AKU.
Aku merasa angin
meniup melalui diriku. Rasanya sedemikian enak sehingga aku ingin mengingatnya
untuk selama-lamanya. Aku tinggal the Florida dan hawanya terlalu panas bagi aku.
Aku punya masalah kulit yang diganggu oleh hawa yang panas. Jadi angin itu
adalah suhu yang sempurna bagi aku. Aku menatap air di bumi kemudian WHOOSH kami
terbang dengan cepat, hebat sekali. Aku tersenyum karena sangat berbahagia.
Rasanya seperti naik roller coaster tapi jauh lebih baik. Samasekali tiada rasa
takut jatuh. Ini suatu perjalanan yang tidak pernah akan kulupakan. Kami
menembus permukaan air dan, aduh, air terpisah seperti laut merah. Tetapi saya
tidak menjadi basah dan berbentuk seperti bola. Aku berfikir, sayang saya tidak
menjadi basah dan berbentuk bola. Aku senang merasa air di kulitku. Yesus
berkata, “badanmu yang menjadi basah bukan kamu.” Aku sedikit kecewa tetapi
tidak apa-apa fikir saya. Aku diluncur di permukaan air dan tertawa dan kita
terbang menuju kembali ke rumah sakit. Aku melihat sekelilingku untuk terachir
kali sebelum masuk lagi ke dalam tubuh ini. Aku berfikir berat dan kotor ini,
panas dan berkeringat. Aku tidak merasa hubungan samasekali dengan tubuh itu.
Aku bertanya, “dimana harus saya masuk?” Maksudnya, dimana masuk tubuh itu?
Tiba-tiba aku masuk dengan tidak mencoba. Aku masuk di bagian bawah sternum.
Rasanya sangat aneh berada dalam badan. Rasanya seperti cangkang kosong di
dalamnya dan padat di luar. Aku tidak tahu bagaimana aku harus bertindak setelah
masuk tubuh fana ini. Aku terpental kian kemari di dalamnya selama beberapa
detik. Ke bawah kaki lalu kembali dari kaki, terus masuk ke lengan dan kembali
lagi. Aku mulai mendengar orang-orang yang mencoba untuk membangunkan aku. Aku
tidak bisa berbicara atau menyambung kembali dengan tubuh ini. Yesus berkata, “Sebentar
lagi kamu akan sambung kembali dengan badanmu.” Aku berfikir, “Oke aku akan
tetap berada dalam kepalaku sampai aku dapat menjawab.” Achirnya aku berkata, “apakah
ada yang punya permen?” Mereka memberitahukan aku bahwa aku tidak boleh makan
atau minum, bahkan tidak boleh minum airpun. Hanya es batu kecil yang boleh
kuminum. Aku mengira bahwa napasku berbau. Jadi minta setiap jenis permen, karet
dan obat kumur yang dapat kuingat. Mereka menjadi terganggu tetapi aku hanya
ingin punya napas yang tidak berbau sewaktu menjawab pertanyaan mereka di
hadapan mukaku. Aku diantarkan ke kamar dimana ayahku menunggu. Aku melihat
sekeliling kamar itu mencari Yesus tetapi tidak terlihat. Aku merasa pasti dia
akan masuk melalui pintu. Aku tidak pernah melihat dia lagi dan aku masih
mencarinya. Sampai kami bertemu lagi, saya kira. Aku akan menunggunya untuk
selama-lamanya.
Makan waktu
hampir satu tahun untuk belajar berjalan kaki lagi. Hidupku berubah setelah
kejadian ini. Aku diubah untuk selama-lamanya oleh kasih yang ditunjuk kepadaku
oleh Yesus.
Pada saat pengalaman apakah ada kejadian yang mengancam nyawa anda? Tidak
Apakah pengalaman ini sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata? Ya…sangatlah sulit melukiskannya dengan kata-kata karena pengalaman
itu adalah sesuatu yang melampaui perkataan. Kita tidak punya perpustakaan kata
yang cukup luas. Kita tidak dapat download pengalaman semacam ini. Kata-kata
tidak dapat mencapai pengalamanku.
At what time
during the experience were you at your highest level of consciousness and
alertness?.... Lebih sadar dan
waspada daripada biasa. Seluruh pengalaman begitu. Dari saat aku meninggalkan
badan ini sampai saat aku memasukinya lagi. Ini adalah taraf kesadaran tertinggi
yang pernah kuketaui sepanjang hidupku sebelumnya atau sesudahnya. Untuk seluruh
pengalaman aku berada di luar badan fanah ini. Dari saat keluar badan sampai
saat masuk lagi.
Please compare
your vision during the experience to your everyday vision that you had
immediately prior to the time of the experience. Tidak bisa dibandingkan. Aku tidak
hanya melihat dengan mata fanah saja, aku juga melihat dan merasa dengan jiwaku
yang sempurna. Warna-warna jauh lebih cemerlang dan penuh terang dalam spektrum
disana daripada dalam badan jasmani ini. Sesaat aku dapat melihat dengan mata
badanku lagi segalanya sangat berbeda. Warna-warna kelihatan lebih tua seperti
yang biasa.
Please compare
your hearing during the experience to your everyday hearing that you had
immediately prior to the time of the experience. Seperti pertanyaan tadi, keadaanya
tidak bisa dibandingkan. Aku berbuat lebih daripada mendengar dengan telinga
jasmani. Aku mendengar dan merasa dengan jiwaku yang sempurna. Dalam badan
jasmani ini aku tidak mendengar dengan baik di satu telinga yang sering kena
sakit infeksi. Ketika aku masuk lagi ke dalam badan jasmani aku masih dapat
mendengar Yesus berbicara kepadaku tetapi aku mendengar dia dengan jiwaku bukan
telinga jasmani.
Did you see or
hear any earthly events that were occurring during a time that your
consciousness / awareness was apart from your physical / earthly body? Ya, Ketika aku meninggalkan badan
jasmani aku mendengar peralatan operasi sedang dipakai. Bunyinya sangat keras
dan bernada sangat tinggi. Ketika aku kembali dan masuk badan jasmani ini aku
mendengar staf rumah sakit berbicara kepadaku, mencoba membangunkan aku.
What emotions
did you feel during the experience?....
Kasih sempurna,
kebahagiaan, kegembiraan, nikmat, gairah dan kesenangan jatuh CINTAH.
Did you pass
into or through a tunnel?....Tidak
Did you see an
unearthly light?.... Ya, aku berada
dalam kekosongan. Lebih gelap daripada kegelapan yang pernah kulihat. Aku merasa
takut kegelapan berfikir bahwa sesuatu akan menangkapku. Aku selalu takut gelap
sewaktu tinggal di bumi. Sesaat aku menyatakan ketakutan dan bertanya dimana
terang, aku melihat sebuah lubang jarum terang dan WHOOSH terang itu berlangsung
kepadaku dengan sangat cepat menybabkan aku melompat menghindarinya. Aku
memasuki tanganku kedalamnya dan rasanya amat baik seolah-olah mengasihi aku.
Terang itu tampaknya hidup dan meliputi aku dengan kasih dan memegangku dekat
dan ketat. Aku ingin tidak pernah meninggalkannya. Aku menari di dalamnya dan
berputar-putar. Aku ingin mengingatnya untuk selama-lamanya…perasaan kasih
sempurna itu.
Did you seem to
encounter a mystical being or presence, or hear an unidentifiable voice?....Aku bertemu seorang atau sebuah suara
yang tentu asalnya mistik atau tidak dari bumi. Aku melihat dua wujud terdiri
dari terang putih yang menyambut aku pada terang-terang. Bentuk mereka kurang
detail. Aku melihat dua wanita berjalan di jalan. Kelihatannya muda dan cantik,
memakai gaun yang putih terang. Gaun itu sederhana, tampaknya seperti wol.
Mereka memakai ikat punggung. Aku melihat seorang pria yang sangat cakap
memegang sebuah gulungan dan dia tersenyum padaku dengan kasih sayang dan
sukacita.
Did you
encounter or become aware of any deceased (or alive) beings?....Ya, Yesus, sayangku, cintaku pertama.
Did you become
aware of past events in your life during your experience?....Tidak
Did you seem to
enter some other, unearthly world?.... Tempatnya tentu mistik atau tidak dari bumi…seperti batasan dari
awan-awan. Aku melihat diriku menembus awan-awan ini seperti aku tidak menguasai
diri. Aku memasuki dunia TERANG! Samasekali tidak ada gelap! Segala sesuatu
terdiri dari emas transparen yang cemerlang. Warna-warna itu sangat bagus. Aku
ingin melihat bunga-bunga dan WHOOSH bunga itu berada di hadapanku sepertinya
aku melihatnya melalui mikroskop. Aku
berjalan di atas jalan yang terdiri dari emas transparen. Segala sesuatu
sempurna dalam segala sifatnya. Lanskap itu murni!! Segalanya berbunga dan
dihidupkan oleh terang. Tiada daun kering atau ranting di atas tanaman atau
pohon-pohon atau bunga-bunga. Tiada sumber terang dimana-mana. Segala sesuatu
sangat bersinar dengan terang yang datang dari dalamnya dan bersinar keluarnya.
Aku berjalan di atas jalan itu sehingga sampai pada persimpangan jalan dan
sebuah gedung besar. Gedung itu sangat menakjubkan dalam desainnya. Tampaknya
berada dalam tanah tetapi juga bersambung dengan tanah. Ada 12… dasar kristal (Hanya
dengan cara ini dapat saya lukiskan). Nama-nama ditulis di atasnya dalam
warna-warna lain. Aku berkata, “Oh, aku harus mengingat ini.” Jadi aku
menelitinya agak lama. Kemudian aku melihat dua wanita berjalan mendekati aku.
Aku takut untuk berbicara dengan seseorang jadi aku lari dan berbunyi di
belakang sebuah pohon. Aku sangat heran karena aku memasuki pohon itu. Saya kira,
“whoa, saya selalu berfikir saya bisa melakukan ini”. Aku melihat dua wanita itu
melewati aku tampaknya tidak melihat aku. Aku tetap di dalam pohon untuk waktu
agak lama. Aku sangat senang tetap disana. Setelah apa yang tampaknya waktu yang
super panjang saya mendengar suara yang berkata kepadaku, “Apakah kamu akan
berada dalam pohon itu spanjang waktu?” Aku merasa konyol dan tertawa dan
berkata, “oh, aku tidak tahu aku dapat pergi kemana saja”. Suara pria berkata
kepadaku bahwa itu adalah RUMAHku dan aku dapat pergi dimanapun menurut
keinginanku.
Did time seem
to speed up or slow down?....
Segala sesuatu tampaknya terjadi sekaligus; atau waktu berhenti atau kehilangan
makna…. Tidak ada rasa waktu berjalan.
Did you
suddenly seem to understand everything?....Tidak
Did you reach a
boundary or limiting physical structure?....Tidak
Did you come to
a border or point of no return?....Tidak
Did scenes from
the future come to you?....
Pemandangan dari masa depan peribadi aku diputar dihadapanku. Kehidupanku
berlangsung dihadapanku.
Did you have a
sense of knowing special knowledge or purpose?.... Ya…Kasih, hanya itulah saja.
Discuss any
changes that might have occurred in your life after your experience:.... Perubahan kecil dalam hidupku…Aku
meninggalkan agama itu dan tidak pernah menengok ke belakang. Aku tidak akan
membatasi perkembangan rohaniku karena interpretasi seorang lain daripada apa
yang sudah aku tahu adalah benar. Aku tidak mengadili orang lain untuk alasan
apapun. Aku diberitahukan untuk MENGASIHI dan itulah yang akan kulakukan…
Did you have
any changes in your values or beliefs after the experience that occurred as a
result of the experience? Ya, Aku mengasihi setiap orang dan segala hal sesudah aku kembali.
Bahkan jika mereka tidak suka aku tetapi aku masih mengasihi mereka. Pohon-pohon,
binatang-binatang dan setiap hal yang hidup aku periksa baru. Mereka hidup dan
mengasihi kita dan kita tidak menyadari hal itu. Aku tidak lagi ikut gereja
apapun yang terorganisir. Itu mebawa aku lebih dekat dengan Yesus yang
sebelumnya aku tidak kenal (secara peribadi).
Do you have any
psychic, non-ordinary or other special gifts after your experience that you did
not have before the experience?.... Tidak tentu. Aku selalu memiliki karunia-karunia istimewa yang
terpaksa saya tidak mengatakan karena penganiayaan. Jadi aku tidak meberitahu
kepada orang lain selama lebih dari 20 tahun. Sekarang aku memakai kartu Tarot
untuk melihat hal-hal sebelum terjadi. Aku masih berusaha untuk mengerti
karunia-karunia ini tetapi setelah pengalaman itu aku tidak takut menggunakan
karunia-karuniaku.
Have you ever
shared this experience with others? Ya, Aku telah menceriterakannya kepada
beberapa teman dan kepada suamiku dan Ibuku. Suamiku menganggapnya takjub dan
penuh pelajaran. Aku telah memberitahukan beberapa teman dan ada yang percaya
dan yang tidak percaya tetapi mengasihi aku cukup sehingga mereka mau mendengar
dan membicarakannya. Bahkan mereka tidak percaya pada Allah atau hal-hal seperti
itu. Memberitahukan ibuku sulit karena dia masih menganut kepercayaan lama yang
sudah lama aku lepaskan. Jadi, terlalu banyak untuk dia pahami dan dia tidak
percaya tapi masih menyokong aku. Jadi para kenalanku reaksinya berbeda-beda.
Did you have
any knowledge of near death experience (NDE) prior to your experience?....Tidak
What did you
believe about the reality of your experience shortly (days to weeks) after it
happened:.... Pengalaman itu
tentu benar dan nyata, lebih nyata daripada hidup ini atau sesuatupun lain yang
pernah kualami.
What do you
believe about the reality of your experience at the current time:.... Pengalaman itu tentu benar dan nyata…lebih
nyata dan mengesankan daripada hal lain apapun yang pernah kualami dan tidak
seorangpun dapat menghapusnya.
Have your
relationships changed specifically as a result of your experience?....Tidak
Have your
religious beliefs/spiritual practices changed specifically as a result of your
experience?.... Ya, aku sudah menjawab pertanyaan ini.
At any time in your life, has anything ever reproduced any part of
the experience?....Tidak
Did the questions asked and information that you provided
accurately and comprehensively describe your experience? Ya
Are there one or several parts of your experience that are
especially meaningful or significant to you? Ada bagian peribadi yang dibahas oleh
Yesus bersama aku mengenai kehidupanku. Kasihnya kepadaku dan penatapannya
kepadaku sampai meleleh hatiku. Seluruh pengalaman itu berarti bagiku. Sulit
memilih beberapa pengalaman yang paling penting karena pengalaman itu bersifat
sangat peribadi bagi diriku sendiri. Yesus memberitahukan aku bahwa aku akan
berada bersama Allah untuk selama-lamanya dan bahwa dia mencintai aku. Aku
diubah untuk selama-lamanya oleh cintanya bagiku.